Saturday, September 7, 2013

Sejarah PO Akas

1.       Akas 1 dipimpin Pak Harsono dengan trayek khusus jalur Surabaya Banyuwangi atau Malang Banyuwangi lewat jalur utara (Situbondo). Ciri-ciri bis ini adalah tulisan Akas hurufnya masing-masing tertulis terpisah. Saya dapat cerita dari Pak Harsono bahwa Akas itu singkatan dari “Allah Kuasa Alam Semesta”. Jumlah armada Akas 1 tidak sebanyak yang lain, kata mekanik di garasi ini, pemiliknya lebih senang bereskperimen dengan busnya dari pada mengembangkannya, jadi jangan heran kalau dulu busnya banyak yang sudah tidak standard dan jadi banter.
2.       Akas 2 dipimpin Pak Hartoyo (Tingok) dengan trayek ke timur lewat selatan (Jember). Dalam perkembangan, Akas 2 ini memiliki armada terbanyak dengan jurusan sampai ke Jateng (khusus jalur selatan spt Madiun, Solo, Jogja, Ponorogo) dan Bali. Di garasi ini selain nama Akas, ada juga nama Yuangga, Indonesia Abadi, Harapan Kita dan beberapa nama lain lagi yang saya nggak hapal.
3.       Akas 3 kebanyakan mempunyai rute yang sama dengan akas 2 dan sekarang banyak memakai nama Anggun Krida, Kurnia Abadi. Dulu sempat punya armada ATB dengan trayek Jember Tegal
4.       Akas 4 mempunyai rute yang berhimpitan dengan Akas 1 dan sudah masuk juga ke Jateng khusus jalur utara (Semarang) dan Bali. Ciri-ciri bis ini dulunya warna bisnya dominan abu-abu.

Dari keempat kepemilikan tersebut ada satu nama yang saya tidak tahu kepemilikannya cuman garasinya masuk di Akas 4, yaitu Mila dan Karmina Rizki. Kalau dapat cerita dari kru, Mila singkatan dari “Milik Akas” tapi gak tahu Akas yang mana.

Pada generasi ke 3 hanya sedikit informasi yang saya dapat, yaitu :
1.       Akas 1 sepertinya masih dikelola bersama oleh anak dari pemilik Akas 1, cuman saya lihat nggak ada perkembangan mulai dari dulu sampai sekarang.
2.       Akas 2 berpindah kelola ke generasi ke 3 yaitu Akas Asri (dipimpin oleh Bu Sri), Akas NNR (NNR=Nike Nora Roy) dan Akas … (sepertinya Akas saja tapi ada warna hijaunya). Pembagian ini bukan dari jumlah anak Pak Tingok, tetapi berdasarkan dari beberapa istri dari Pak Tingok. Akas Asri berkembang ke bis Malam Jember Jakarta dan Kepanjen Malang Surabaya Jakarta. Cuman trayek yang Malang Jakarta tidak bertahan lama. Akas NNR punya banyak ATB ke Solo, Jogja, Ponorogo dan Cirebon (pakai nama Harapan Kita, atau orang komuter Cirebon Probolinggo bilangnya HK atau Harkit).
3.       Akas 3 masih belum terbagi
4.       Akas 4 masih belum terbagi dan banyak main di Pariwisata
 
1.       Akas 1 dipimpin Pak Harsono dengan trayek khusus jalur Surabaya Banyuwangi atau Malang Banyuwangi lewat jalur utara (Situbondo). Ciri-ciri bis ini adalah tulisan Akas hurufnya masing-masing tertulis terpisah. Saya dapat cerita dari Pak Harsono bahwa Akas itu singkatan dari “Allah Kuasa Alam Semesta”. Jumlah armada Akas 1 tidak sebanyak yang lain, kata mekanik di garasi ini, pemiliknya lebih senang bereskperimen dengan busnya dari pada mengembangkannya, jadi jangan heran kalau dulu busnya banyak yang sudah tidak standard dan jadi banter.
2.       Akas 2 dipimpin Pak Hartoyo (Tingok) dengan trayek ke timur lewat selatan (Jember). Dalam perkembangan, Akas 2 ini memiliki armada terbanyak dengan jurusan sampai ke Jateng (khusus jalur selatan spt Madiun, Solo, Jogja, Ponorogo) dan Bali. Di garasi ini selain nama Akas, ada juga nama Yuangga, Indonesia Abadi, Harapan Kita dan beberapa nama lain lagi yang saya nggak hapal.
3.       Akas 3 kebanyakan mempunyai rute yang sama dengan akas 2 dan sekarang banyak memakai nama Anggun Krida, Kurnia Abadi. Dulu sempat punya armada ATB dengan trayek Jember Tegal
4.       Akas 4 mempunyai rute yang berhimpitan dengan Akas 1 dan sudah masuk juga ke Jateng khusus jalur utara (Semarang) dan Bali. Ciri-ciri bis ini dulunya warna bisnya dominan abu-abu.

Dari keempat kepemilikan tersebut ada satu nama yang saya tidak tahu kepemilikannya cuman garasinya masuk di Akas 4, yaitu Mila dan Karmina Rizki. Kalau dapat cerita dari kru, Mila singkatan dari “Milik Akas” tapi gak tahu Akas yang mana.

Pada generasi ke 3 hanya sedikit informasi yang saya dapat, yaitu :
1.       Akas 1 sepertinya masih dikelola bersama oleh anak dari pemilik Akas 1, cuman saya lihat nggak ada perkembangan mulai dari dulu sampai sekarang.
2.       Akas 2 berpindah kelola ke generasi ke 3 yaitu Akas Asri (dipimpin oleh Bu Sri), Akas NNR (NNR=Nike Nora Roy) dan Akas … (sepertinya Akas saja tapi ada warna hijaunya). Pembagian ini bukan dari jumlah anak Pak Tingok, tetapi berdasarkan dari beberapa istri dari Pak Tingok. Akas Asri berkembang ke bis Malam Jember Jakarta dan Kepanjen Malang Surabaya Jakarta. Cuman trayek yang Malang Jakarta tidak bertahan lama. Akas NNR punya banyak ATB ke Solo, Jogja, Ponorogo dan Cirebon (pakai nama Harapan Kita, atau orang komuter Cirebon Probolinggo bilangnya HK atau Harkit).
3.       Akas 3 masih belum terbagi
4.       Akas 4 masih belum terbagi dan banyak main di Pariwisata
1.       Akas 1 dipimpin Pak Harsono dengan trayek khusus jalur Surabaya Banyuwangi atau Malang Banyuwangi lewat jalur utara (Situbondo). Ciri-ciri bis ini adalah tulisan Akas hurufnya masing-masing tertulis terpisah. Saya dapat cerita dari Pak Harsono bahwa Akas itu singkatan dari “Allah Kuasa Alam Semesta”. Jumlah armada Akas 1 tidak sebanyak yang lain, kata mekanik di garasi ini, pemiliknya lebih senang bereskperimen dengan busnya dari pada mengembangkannya, jadi jangan heran kalau dulu busnya banyak yang sudah tidak standard dan jadi banter.
2.       Akas 2 dipimpin Pak Hartoyo (Tingok) dengan trayek ke timur lewat selatan (Jember). Dalam perkembangan, Akas 2 ini memiliki armada terbanyak dengan jurusan sampai ke Jateng (khusus jalur selatan spt Madiun, Solo, Jogja, Ponorogo) dan Bali. Di garasi ini selain nama Akas, ada juga nama Yuangga, Indonesia Abadi, Harapan Kita dan beberapa nama lain lagi yang saya nggak hapal.
3.       Akas 3 kebanyakan mempunyai rute yang sama dengan akas 2 dan sekarang banyak memakai nama Anggun Krida, Kurnia Abadi. Dulu sempat punya armada ATB dengan trayek Jember Tegal
4.       Akas 4 mempunyai rute yang berhimpitan dengan Akas 1 dan sudah masuk juga ke Jateng khusus jalur utara (Semarang) dan Bali. Ciri-ciri bis ini dulunya warna bisnya dominan abu-abu.

Dari keempat kepemilikan tersebut ada satu nama yang saya tidak tahu kepemilikannya cuman garasinya masuk di Akas 4, yaitu Mila dan Karmina Rizki. Kalau dapat cerita dari kru, Mila singkatan dari “Milik Akas” tapi gak tahu Akas yang mana.

Pada generasi ke 3 hanya sedikit informasi yang saya dapat, yaitu :
1.       Akas 1 sepertinya masih dikelola bersama oleh anak dari pemilik Akas 1, cuman saya lihat nggak ada perkembangan mulai dari dulu sampai sekarang.
2.       Akas 2 berpindah kelola ke generasi ke 3 yaitu Akas Asri (dipimpin oleh Bu Sri), Akas NNR (NNR=Nike Nora Roy) dan Akas … (sepertinya Akas saja tapi ada warna hijaunya). Pembagian ini bukan dari jumlah anak Pak Tingok, tetapi berdasarkan dari beberapa istri dari Pak Tingok. Akas Asri berkembang ke bis Malam Jember Jakarta dan Kepanjen Malang Surabaya Jakarta. Cuman trayek yang Malang Jakarta tidak bertahan lama. Akas NNR punya banyak ATB ke Solo, Jogja, Ponorogo dan Cirebon (pakai nama Harapan Kita, atau orang komuter Cirebon Probolinggo bilangnya HK atau Harkit).
3.       Akas 3 masih belum terbagi
4.       Akas 4 masih belum terbagi dan banyak main di Pariwisata

No comments:

Post a Comment